“Seandainya pohon-pohon bisa bicara, tentunya ia bakal menjerit dan merintis kerana terluka diusik rasa, seadainya fauna liar bisa diajak bicara, tentu sekali dia akan menjerit kerana hatinya dicuit kerana cintanya lara.....” itulah antara bait-bait puisi indah yang sempat ku rakam ketika jalan melintasi Gedung Sub-Akademik ke Gedung Perpustakaan Fakultas Sastra. Sudah menjadi rutin biasa anak-anak mahasiswa Fakultas Sastra menggunakan masa yang tersisa, selain nongkrong di kantin sambil berbuat kosong dan minum bersama, juga melahirkan ekspresi dengan nada, bahasa dan gaya sambil berpuisi meluahkan rasa....
Kelihatan dalam foto Mahasiswa manggung di ‘Kolam Sastra FSUI’ bagi menzahirkan ekspresi diri mereka.
Aku masih penasaran.....ingin mencari dan terus mencari apa sebenar istimewanya di sebalik ungkapan ‘Pesta, buku dan cinta’ di kampus tercinta. Lalu ku cari jawapannya dengan memahami dan menyelami cara hidup anak-anak mahasiswa di kampus yang baru ke kenal ini.
Fakultas Sastra Universitas Indonesia atau lebih akrab dengan jolokan FSUI di kalangan mahasiswanya (kini dikenali sebagai Fakultas Ilmu Budaya UI), merupakan antara fakultas di UI yang tidak hanya mendidikan mahasiswa dengan disiplin ilmu yang ada, tapi juga melahirkan mahasiswa yang dekat jiwanya dengan dunia sastra, karya dan berekspresi mencurah rasa menzahirkan suara berbagi rasa melahirkan citra bangsa merdeka. Berada di kampus, membuatkan aku tak terasa masa-masa yang berlalu menjalar waktu. Mana tidaknya, dunia kampus penuh dengan citra, penuh dengan warna-warna kehidupan, warna-warna yang mencorak mahasiswa penuh dengan keazaman, warna-warna mahasiswa yang sentiasa mengejar ilmu tanpa ada batas ruang, masa dan ketika....
Di kampus ini mahasiswa mengenal dan mencari ‘cinta’....cinta yang tak terbatas, cinta yang tak pernah tuntas....cinta yang menjadi tunas....cinta yang tak kenal erti tewas ....cinta yang membakar jiwa dan rasa.....cinta yang mengangkat citra....cinta yang abadi....cinta yang menjelmakan duka jadi bahagia, sedih jadi gembira, racun jadi ubatnya, lemah jadi hebat....Cinta yang menukar fantasi menjadi realiti......
Di kampus ini buku menjadi ‘bumbu’ cinta yang sejati. Antara mahasiswa dan buku tak akan pernah ada garis yang memisahkan. Buku adalah rakan yang paling akrab dan menjadi teman yang tak pernah lelap.....walau mata pejam sekejap....namun buku terus didakap....celik mata buku ditatap....meneroka ilmu terus menggarap.....memimpin minda menjadi cekap....dapat menjana akal yang hebat.
Afandi Lubis (Almarhum al-fatihah).....tiba-tiba terlintas dibenak fikiranku nama itu bila bicara tentang buku. Afandi adalah teman yang banyak mendidik untuk aku kenal dan menghargai bahawa buku dan mahasiswa itu adalah satu. “Buku itu ibarat cinta dan kasih sayang, cinta dan kesetiaan,”itulah antara kalimat yang pernah Andi ucapkan padaku. “Sam....kau mula dari sekarang harus punya cinta yang kuat pada buku, kalau mau jadi orang yang berilmu,” antara pesan yang pernah Andi titipkan buatku. Andi adalah rakan yang sering ‘main’ di kostku setelah selesai kuliah di kampus. Setiap hari kami akan membaca bersama dan kemudian membahas kembali isi buku yang dibaca. Adakalanya masa yang berlalu tak terasa, makan minum menjadi lupa bila asyik mengupas bicara..isi buku terasa lebih bermakna. Hari-hari yang berlalu membuatkan aku sangat terleka, membaca dan mengupas isi buku menjadi sangat teruja...hari-hari yang berlalu seperti tak terasa...cintakan buku sangat bermakna....
Buat temanku Afandi Lubis, semoga engkau sejahtera di sana. Semoga Allah s.w.t mencucuri rahmatNya dan menempatkanmu di kalangan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya dirimu sungguh istimewa, jasamu tak akan pernah aku lupakan, tafsir al-Quran hadiahmu masih ku simpan...menjadi santapan mendekat diri kepada tuhan.
Kini aku tahu......buku adalah cinta....buku membuka mata...buku menjadi citra...mengajar dan memdidik manusia...menyeru dan mencorak kita...akan terbuka minda menjadi orang yang terpelajar....meneraju masa depan dengan jaya....agar mencapai mercu jaya.....
Terima kasih UI.....
Samsul Kamil Osman, 11 Ogos 2011.
No comments:
Post a Comment